Sabtu, 04 Juni 2011

Logika

Logika adalah alat utama untuk merepresentasikan dan bernalar tentang pengetahuan. Secara khusus,
diperlukan adanya kemampuan untuk bernalar secara logis formal. Keuntungan menggunakan bahasa
yang logis formal dalam kecerdasan buatan, adalah bahwa bahasa merepresentasikan hal yang terbatas
dan secara tepat. Dengan demikian akan dapat ditulis program secara deklaratif, yaitu menggambarkan
apa yang benar dan tidak dalam pemecahan masalah. Hal ini juga akan mengijinkan terjadinya
penalaran otomatis yang diperlukan dalam penalaran umum.
Mengenai logika, juga dapat disampaikan beberapa keterbatasan. Sebagian besar penalaran yang
dilakukan oleh manusia tergantung pada pengetahuan yang tidak pasti. Logika tidak dapat
merepresentasikan ketidakpastian seperti ini. Lebih spesifik lagi, penalaran dengan bahasa alamiah
memerlukan penalaran untuk keadaan yang tersembunyi, yaitu: niat dari orang yang mengucapkan.
Ketika orang menyebutkan bahwa, “Satu dari ban di mobil ini kempes”, maka kita tahu bahwa ada 3 ban
lagi yang tersisa (kalau memang mobil berban 4). Manusia akan dapat mengatasi berbagai jenis
pengucapan / emosi / lafal, namun logis formal mengalami kesulitan dalam hal‐hal yang ambigu seperti
ini.
Sebuah logika terdiri atas dua bagian, yaitu: bahasa dan cara penalaran. Bahasa logika, memiliki dua
aspek, yaitu: sintaks dan semantik. Dengan demikian, untuk menspesifikasikan logika secara khusus,
diperlukan tiga hal sebagai berikut:
Sintaks: simbol atomik dari bahasa logika, dan aturan konstruksi bahasa yang baku, atau merupakan
ekspresi non‐atomik (struktur simbol) dari sebuah logika. Sintaks akan menspesifikasikan simbol‐simbol
dalam sebuah bahasa, dan bagaimana simbol dikombinasikan untuk membentuk kalimat. Dari sini
terlihat bahwa fakta dalam dunia akan direpresentasikan melalui kalimat di dalam logika.
Semantik: arti dari simbol atomik dalam logika, dan aturan untuk mendeterminasikan arti dari ekspresi
non‐atomik di dalam logika. Semantik menspesifikasikan fakta‐fakta dalam dunia yang direferensikan
melalui sebuah kalimat. Dengan demikian, juga memberikan cara tentang bagaimana sebuah kebenaran
didasari dengan artinya di dunia nyata. Sebuah fakta adalah klaim terhadap dunia, dan bisa bernilai
salah atau benar.
Metode Penalaran Sintaksis: aturan untuk mendeterminasikan himpunan bagian dalam ekspresi logikal,
disebut juga dengan teorema. Penalaran akan memberikan metode untuk menghasilkan kalimat baru
(yang bernilai benar), dengan diturunkan dari kalimat yang sudah ada sebelumnya.
Fakta adalah klaim tentang kenyataan di dunia yang bisa bernilai benar atau salah. Representasi adalah
sebuah ekspresi (kalimat) dalam bahasa tertentu yang dapat dikodekan ke dalam program komputer
dan memiliki arti khusus untuk objek dan relasi dalam dunia nyata. Harus dipastikan bahwa representasi
konsisten dengan kenyataan, sehingga gambar berikut ini berlaku:
Ada beberapa sistem logika yang memiliki sintaks dan semantik yang berbeda‐beda, di bawah ini adalah
beberapa contoh:
• Logika proporsional: semua obyek yang digambarkan dalam logika adalah pasti atau unik.
Contoh:
“Andi adalah seorang mahasiswa”
Mahasiswa(Andi). Dalam hal ini Andi mengacu kepada individu yang unik.
• Logika predikat orde pertama: obyek yang digambarkan bisa unik ataupun variabel yang
mengacu pada obyek tertentu.
Contoh:
“Semua mahasiswa miskin”
∀ s (mahasiswa(s)  miskin(s))
Dalam hal ini “s” dapat merepresentasikan banyak mahasiswa yang unik.
• Temporal
Merepresentasikan kebenaran dalam jangka waktu tertentu.
• Modal
Merepresentasikan ketidakpastian.
• Logika orde tinggi
Mengijinkan variabel untuk merepresentasikan banyak relasi antar obyek.
• Non‐monotonic
Merepresentasikan nilai default.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar